Minggu, 14 Mei 2017

Budak-budak Evolusi

Kunang-kunang memancarkan cahaya indah tidak untuk tujuan apa pun, selain untuk menarik perhatian lawan jenis... dan sinyal untuk kawin.

Ikan-ikan yang memiliki tubuh cerah, cantik, dan indah, tidak ditujukan untuk apa pun, selain untuk menarik perhatian... agar bisa kawin.

Lebah jantan mempertahankan hidup dan menguatkan tubuhnya bukan untuk apa pun... selain untuk kawin. Setelah kawin selesai, mereka mati.

Bowerbird jantan bekerja siang malam membangun sarang yang indah. Bukan untuk apa pun, selain menarik perhatian betina... lalu kawin.

Keindahan bulu-bulu di tubuh burung merak tidak ditujukan untuk apa pun, selain untuk menarik perhatian lawan jenis... hingga mereka kawin.

Saat akan kawin, kucing betina mengumpulkan semua kucing jantan yang bisa dipanggilnya. Lalu memilih yang ia anggap calon terbaik.

Bagi sebagian besar makhluk hidup, hewan atau manusia, urip mung mampir kawin. Untuk tujuan penting itu, segala sebutan dan nama diciptakan.

Serangga Palingenia longicauda di Eropa hanya hidup 3 jam. Begitu lahir, mereka menari di atas sungai, mencari pasangan, kawin, lalu mati.

Bowerbird betina adalah hewan yang sangat matere. Untuk bisa mengawininya, bowerbird jantan menghabiskan waktu lama membangun sarangnya.

Landak betina adalah makhluk haus seks yang sok jual mahal. Jika jantannya tidak bisa memuaskan, dia akan pergi dan mencari pejantan lain.

Laba-laba jantan akan meninggalkan potongan penisnya dalam vagina si betina. Hanya dengan cara itu kesetiaan pasangan mereka dapat terjaga.

Setelah kawin, sepasang kalajengking akan menari. Jika si jantan dinilai tidak menari dengan benar, si betina akan membunuh dan memakannya.

Bagi hewan kepinding, perkawinan adalah kesakitan, penderitaan, bahkan kehinaan. Tapi mereka melakukannya... demi evolusi, demi reproduksi.

Lumba-lumba diangap hewan cerdas. Bagi mereka, kawin paksa bahkan perkosaan adalah hal biasa. Tujuan reproduksi menghalalkan segala cara.

Jerapah jantan harus pedekate ke jerapah betina sampai lama, bahkan rela meminum air kencing si betina. Demi cinta... dan tujuan reproduksi.

Burung cikalang akan bersusah-payah demi bisa membesarkan gelembung di lehernya, karena hanya dengan itu dia bisa menarik perhatian betina.

Setiap kali terjadi masalah dan perselisihan di dunia bonobo, kawin jadi solusi. Tujuan reproduksi lebih penting bagi mereka daripada visi.

Setelah kawin, organ kelamin lebah jantan akan meledak, dan mereka mati. Mereka lahir untuk menyiapkan penisnya, bereproduksi, lalu mati.

Kunang-kunang bisa mendeteksi jodohnya dari jarak puluhan kilometer. Kenyataan yang ajaib, feromon yang ajaib... perangkap yang ajaib.

Tujuan utama evolusi hanya satu: Reproduksi. Dan untuk mewujudkan tujuan itu, evolusi melakukan segala cara, perangkap, jebakan, dan cinta.

Satu-satunya alasan mengapa manusia tak pernah bosan membicarakan cinta, karena itulah cara evolusi menjebak dan membutakan mata mereka.

Harun Yahya menghabiskan hidupnya hanya untuk menentang teori evolusi, tanpa menyadari dirinya sendiri terperangkap dalam tuntutan evolusi.

Maafkan jika ini kasar. Kalau hidup kita hanyalah lahir, tumbuh besar, kawin, bereproduksi, tua, lalu mati... apa beda kita dengan binatang?

Entah kita setuju atau tidak dengan teori evolusi, kenyataannya manusia menghamba pada tujuan evolusi.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 14 Oktober 2014.
 
 
;